Mahinur Özdemir, Muslimah Berhijab Pertama dalam Parlemen Belgia
Islam tidak membatasi aktivitas wanita, selama ia berjalan dalam koridor syar’i dan bukan melakukan perbuatan maksiat. Wanita boleh berkarya di segala bidang, bahkan politik. Jika, di Amerika ada sosok Hillary Clinton yang baru-baru ini menjadi kandidat presiden, di Indonesia pun banyak wanita yang berkarier di bidang politik. Bagaimana dengan wanita muslim di belahan dunia lainnya?
Menengok ke negeri Belgia, disana ada seorang wanita yang juga berkecimpung di dunia politik. Namanya Mahinur Özdemir. Ia merupakan muslimah berhijab pertama di parlemen Belgia, dan parlemen Eropa.
Tahun lalu ia dipecat dari partai Centre Démocrate Humaniste (CDH). Seperti diungkapkannya kepada Anadolu, Sabtu (30/5/2015), Mahinur Özdemir yang dipecat dari mengatakan, “Ketua partai, Benoît Lutgen, selama dua tahun ini tidak memberinya kedudukan yang berarti di dalam partai. Padahal aku menduduki peringkat kelima dalam perolehan suara di Brussel pada pemilu tahun 2014. Aku yakin dia sangat terganggu dengan hijabku.”
yang mulai berhasil masuk ke parlemen Belgia pada tahun 2009, menambahkan, “Pemecatanku, yang katanya karena aku menolak mengakui adanya pembantaian Armenia tahun 1915, hanyalah alasan belaka. Keputusan pemecatan ini mencerminkan opini di dalam partai yang memang menginginkan aku keluar dengan cara apa pun.”
Pemecatan ini mendapatkan komentar negatif dari banyak kalangan. Misalnya dari staf pengajar Universitas Louisville, Amerika, Justin McCarthy. Pakar sejarah ini mengatakan, “Keputusan pemecatan Mahinur Özdemir adalah sebuah kesalahan besar. Ini sangat bertentangan dengan demokrasi. Kebebasan berekspresi adalah hak dasar. Seseorang tidak bisa dipaksa untuk menganut pendapat tertentu, atau dilarang mengemukakan pendapatnya.”
Pemecatan Mahinur Özdemir tersebut menunjukkan bahwa di Negara non muslim memang masih terjadi ketidakadilan bagi muslim, khususnya wanita berhijab. Padahal, mereka sesungguhnya memiliki potensi dan mampu mencapai prestasi di segala bidang, termasuk politik. []
Menengok ke negeri Belgia, disana ada seorang wanita yang juga berkecimpung di dunia politik. Namanya Mahinur Özdemir. Ia merupakan muslimah berhijab pertama di parlemen Belgia, dan parlemen Eropa.
Tahun lalu ia dipecat dari partai Centre Démocrate Humaniste (CDH). Seperti diungkapkannya kepada Anadolu, Sabtu (30/5/2015), Mahinur Özdemir yang dipecat dari mengatakan, “Ketua partai, Benoît Lutgen, selama dua tahun ini tidak memberinya kedudukan yang berarti di dalam partai. Padahal aku menduduki peringkat kelima dalam perolehan suara di Brussel pada pemilu tahun 2014. Aku yakin dia sangat terganggu dengan hijabku.”
yang mulai berhasil masuk ke parlemen Belgia pada tahun 2009, menambahkan, “Pemecatanku, yang katanya karena aku menolak mengakui adanya pembantaian Armenia tahun 1915, hanyalah alasan belaka. Keputusan pemecatan ini mencerminkan opini di dalam partai yang memang menginginkan aku keluar dengan cara apa pun.”
Pemecatan ini mendapatkan komentar negatif dari banyak kalangan. Misalnya dari staf pengajar Universitas Louisville, Amerika, Justin McCarthy. Pakar sejarah ini mengatakan, “Keputusan pemecatan Mahinur Özdemir adalah sebuah kesalahan besar. Ini sangat bertentangan dengan demokrasi. Kebebasan berekspresi adalah hak dasar. Seseorang tidak bisa dipaksa untuk menganut pendapat tertentu, atau dilarang mengemukakan pendapatnya.”
Pemecatan Mahinur Özdemir tersebut menunjukkan bahwa di Negara non muslim memang masih terjadi ketidakadilan bagi muslim, khususnya wanita berhijab. Padahal, mereka sesungguhnya memiliki potensi dan mampu mencapai prestasi di segala bidang, termasuk politik. []
Mahinur Özdemir, Muslimah Berhijab Pertama dalam Parlemen Belgia
Reviewed by Khairul Anam
on
13:12
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar