Laksamana Malahayati, Masih Memimpin Perang saat Sakit di Usia Terakhirnya
Jika berbicara mengenai pahlawan wanita asal Aceh, kita pasti langsung tertuju pada nama Cut Nyak Dien. Namun, ternyata sebelum Cut Nyak Dien, telah ada satu sosok pahlawan wanita lainnya dari tanah Rencong, Aceh. Nama lengkapnya adalah Keumalahayati yang lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.
Beliau merupakan laksamana wanita pertama di dunia. Seorang pemimpin pasukan yang bermental baja, cerdas, penuh gagasan, dan piawai berdiplomasi. Dengan segala kompetensi tersebut beliau pernah menempati posisi bidang diplomasi dan negosiasi urusan luar negeri. Beliau pun berperan besar dalam menangani intrik dalam suksesi kepemimpinan Kesultanan Aceh Darussalam.
Armada yang dipimpinnya bernama “Inong Balee”. Terdiri dari para janda korban perang. Mulanya, armada ini hanya berkekuatan 1000 orang, namun dalam perkembangannya bertambah jadi 2000 orang.
Di saat-saat terakhirnya, dalam kondisi sakit, Laksamana Malahayati masih mampu memimpin perang sambil berbaring. Namanya kemudian tercatat dalam buku Marie Van Zuchtelen, “Vrouwlijke Admiral Malahayati”, sebagai pemimpin perang yang paling berjasa dalam mengacak-acak pasukan Belanda dan Portugis di tanah Aceh.
Catatan terpenting dari sejarah hidup Laksamana Malahayati adalah ketaatannya kepada agama islam. Hal ini menunjukkan bahwa islam tidak menghalangi wanita untuk menyuarakan aspirasinya dalam membela agama dan kebenaran.
Sumber: Inspirasidata.com
Beliau merupakan laksamana wanita pertama di dunia. Seorang pemimpin pasukan yang bermental baja, cerdas, penuh gagasan, dan piawai berdiplomasi. Dengan segala kompetensi tersebut beliau pernah menempati posisi bidang diplomasi dan negosiasi urusan luar negeri. Beliau pun berperan besar dalam menangani intrik dalam suksesi kepemimpinan Kesultanan Aceh Darussalam.
Armada yang dipimpinnya bernama “Inong Balee”. Terdiri dari para janda korban perang. Mulanya, armada ini hanya berkekuatan 1000 orang, namun dalam perkembangannya bertambah jadi 2000 orang.
Di saat-saat terakhirnya, dalam kondisi sakit, Laksamana Malahayati masih mampu memimpin perang sambil berbaring. Namanya kemudian tercatat dalam buku Marie Van Zuchtelen, “Vrouwlijke Admiral Malahayati”, sebagai pemimpin perang yang paling berjasa dalam mengacak-acak pasukan Belanda dan Portugis di tanah Aceh.
Catatan terpenting dari sejarah hidup Laksamana Malahayati adalah ketaatannya kepada agama islam. Hal ini menunjukkan bahwa islam tidak menghalangi wanita untuk menyuarakan aspirasinya dalam membela agama dan kebenaran.
Sumber: Inspirasidata.com
Laksamana Malahayati, Masih Memimpin Perang saat Sakit di Usia Terakhirnya
Reviewed by Khairul Anam
on
07:44
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar