Kisah Keteladanan Asy-Syaikh Al-Albani
Memanfaatkan Waktu Sebaik Mungkin
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani berkata:
“Saya dulu membeli sebidang tanah yang harganya murah dan kemudian saya membangun rumah dan toko di atasnya. Karena hal ini, maka jarak antara rumahku dan perpustakaan Dzahiriyyah menjadi lebih jauh. Waktu itu saya bekerja sebagai tukang reparasi arloji.
Saya kemudian membeli sebuah sepeda. Dan merupakan kejadian yang pertama kali (bagi masyarakat di daerah saya) melihat sebuah pemandangan dimana seorang Syaikh yang di kepalanya mengenakan surban mengendarai sebuah sepeda! Mereka pun menjadi sangat heran. Waktu itu ada sebuah majalah yang dikelola orang kristen bernama Al-Mudhik Al-Mubki yang memuat kejadian itu dan menyebutnya sebagai pemandangan yang langka (menakjubkan). Saya sama sekali tidak peduli dengan semua itu, karena yang penting bagi saya adalah memanfaatkan waktu sebaik mungkin.” (Safahat Baidha min Hayaat Syaikhuna Al-Albani, hal. 24)
Selalu Shalat Dua Rakaat Sampai Imam Naik Mimbar
Dikisahkan oleh Samir bin Amin Az-Zuhairi:
Bila Asy-Syaikh Al-Albani masuk ke masjid di hari Jum’at maka beliau akan shalat dua rakaat dan beliau akan mengulangi lagi sampai imam naik ke mimbar. (Muhaddits Al-‘Asr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal. 39)
Tidak Pernah Meninggalkan Puasa Senin Kamis
Dikisahkan oleh Samir bin Amin Az-Zuhairi:
Sejak saya mengenal Asy-Syaikh Al-Albani, beliau tidak pernah saya dapati meninggalkan puasa Senin dan Kamis sepanjang tahun kecuali beliau sedang safar atau sakit (dan ini terjadi sebelum saya mengenal beliau). (Muhaddits Al-‘Asr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal. 39)
Semoga Allah Membaguskan Engkau
Berkaitan dengan betapa tingginya perhatian Asy-Syaikh Al-Albani terhadap kebaikan dan kebenciannya terhadap kemungkaran, Samir bin Amin Az-Zuhairi berkata:
Saat itu saya sedang menemani Asy-Syaikh Al-Albani yang sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit. Kemudian ada seorang dokter (yang mencukur jenggotnya) masuk ke ruangan. Setelah memberi obat kepada Asy-Syaikh Al-Albani, dokter itu berkata, “Doakan saya, wahai Syaikh.”
Maka Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata, “Semoga Allah membaguskan engkau sebagaimana Dia telah membaguskan (maksudnya mempercantik) seorang laki-laki.” (Muhaddits Al-‘Asr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal. 30)
Catatan: Maksud Asy-Syaikh Al-Albani adalah bahwa beliau berdoa kepada Allah agar Dia memberi petunjuk kepada orang tersebut sehingga dia tidak lagi mencukur jenggotnya (karena itu merupakan kewajiban bagi seorang laki-laki), wallahu a’lam.
Bertanya kepada Nashiruddin Al-Albani
Dalam pertemuan saya yang terakhir dengan Asy-Syaikh Al-Albani, saya menceritakan mimpi saudara saya. Dalam mimpi itu, saudara saya bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka saudara saya itu bertanya, “Jika saya menemukan kesulitan dalam pelajaran hadits, kepada siapa saya harus bertanya?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bertanyalah kepada Muhammad Nashiruddin Al-Albani.”
Begitu cerita saya selesai, saya melihat Asy-Syaikh Al-Albani menangis, sambil berkali-kali berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau menghisabku untuk apa-apa yang mereka katakan. Jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka kira dan maafkanlah aku untuk apa-apa yang tidak mereka ketahui tentang aku.” (Safahat Baidha min Hayaat Syaikhuna Al-Albani, hal. 45)
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani berkata:
“Saya dulu membeli sebidang tanah yang harganya murah dan kemudian saya membangun rumah dan toko di atasnya. Karena hal ini, maka jarak antara rumahku dan perpustakaan Dzahiriyyah menjadi lebih jauh. Waktu itu saya bekerja sebagai tukang reparasi arloji.
Saya kemudian membeli sebuah sepeda. Dan merupakan kejadian yang pertama kali (bagi masyarakat di daerah saya) melihat sebuah pemandangan dimana seorang Syaikh yang di kepalanya mengenakan surban mengendarai sebuah sepeda! Mereka pun menjadi sangat heran. Waktu itu ada sebuah majalah yang dikelola orang kristen bernama Al-Mudhik Al-Mubki yang memuat kejadian itu dan menyebutnya sebagai pemandangan yang langka (menakjubkan). Saya sama sekali tidak peduli dengan semua itu, karena yang penting bagi saya adalah memanfaatkan waktu sebaik mungkin.” (Safahat Baidha min Hayaat Syaikhuna Al-Albani, hal. 24)
Selalu Shalat Dua Rakaat Sampai Imam Naik Mimbar
Dikisahkan oleh Samir bin Amin Az-Zuhairi:
Bila Asy-Syaikh Al-Albani masuk ke masjid di hari Jum’at maka beliau akan shalat dua rakaat dan beliau akan mengulangi lagi sampai imam naik ke mimbar. (Muhaddits Al-‘Asr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal. 39)
Tidak Pernah Meninggalkan Puasa Senin Kamis
Dikisahkan oleh Samir bin Amin Az-Zuhairi:
Sejak saya mengenal Asy-Syaikh Al-Albani, beliau tidak pernah saya dapati meninggalkan puasa Senin dan Kamis sepanjang tahun kecuali beliau sedang safar atau sakit (dan ini terjadi sebelum saya mengenal beliau). (Muhaddits Al-‘Asr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal. 39)
Semoga Allah Membaguskan Engkau
Berkaitan dengan betapa tingginya perhatian Asy-Syaikh Al-Albani terhadap kebaikan dan kebenciannya terhadap kemungkaran, Samir bin Amin Az-Zuhairi berkata:
Saat itu saya sedang menemani Asy-Syaikh Al-Albani yang sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit. Kemudian ada seorang dokter (yang mencukur jenggotnya) masuk ke ruangan. Setelah memberi obat kepada Asy-Syaikh Al-Albani, dokter itu berkata, “Doakan saya, wahai Syaikh.”
Maka Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata, “Semoga Allah membaguskan engkau sebagaimana Dia telah membaguskan (maksudnya mempercantik) seorang laki-laki.” (Muhaddits Al-‘Asr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal. 30)
Catatan: Maksud Asy-Syaikh Al-Albani adalah bahwa beliau berdoa kepada Allah agar Dia memberi petunjuk kepada orang tersebut sehingga dia tidak lagi mencukur jenggotnya (karena itu merupakan kewajiban bagi seorang laki-laki), wallahu a’lam.
Bertanya kepada Nashiruddin Al-Albani
Dalam pertemuan saya yang terakhir dengan Asy-Syaikh Al-Albani, saya menceritakan mimpi saudara saya. Dalam mimpi itu, saudara saya bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka saudara saya itu bertanya, “Jika saya menemukan kesulitan dalam pelajaran hadits, kepada siapa saya harus bertanya?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bertanyalah kepada Muhammad Nashiruddin Al-Albani.”
Begitu cerita saya selesai, saya melihat Asy-Syaikh Al-Albani menangis, sambil berkali-kali berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau menghisabku untuk apa-apa yang mereka katakan. Jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka kira dan maafkanlah aku untuk apa-apa yang tidak mereka ketahui tentang aku.” (Safahat Baidha min Hayaat Syaikhuna Al-Albani, hal. 45)
Sumber : https://fadhlihsan.wordpress.com/2010/05/04/kisah-keteladanan-asy-syaikh-al-albani/
Kisah Keteladanan Asy-Syaikh Al-Albani
Reviewed by Khairul Anam
on
17:49
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar